Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Just Human

Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Februari 2011

Rumi: Puasa

Ada kebahagiaan rahasia bersama perut yang kosong.
Kita cuma alat musik petik, tak lebih, tak kurang.
Kotak suara penuh, musik pun hilang.
Bakar habis segala yang mengisi kepala dan perut
dengan menahan lapar, maka setiap saat
irama baru akan keluar dari api kelaparan yang nyala berkobar.
Ketika hijab habis terbakar, keperkasaan baru akan membuatmu melejit
berlari mendaki setiap anak tangga di depanmu yang digelar.
Jadilah kosong,
lalu merataplah
seperti indahnya ratapan bambu seruling yang ditiup pembuatnya.
Lebih kosong,
jadilah bambu yang menjadi pena (*1),
tulislah banyak rahasia-Nya.
Ketika makan dan minum memenuhimu, iblis duduk
di singgasana tempat jiwamu semestinya duduk:
sebuah berhala buruk dari logam duduk di Ka’bah.
Ketika kau berpuasa menahan lapar, sifat-sifat baik
mengerumunimu bagai para sahabat yang ingin membantu.
Puasa adalah cincin Sulaiman (*2). Jangan melepasnya
demi segelintir kepalsuan, hingga kau hilang kekuasaan.
Namun andai pun kau telah melakukannya, sehingga
seluruh kemampuan dan kekuatan hilang darimu,
berpuasalah: mereka akan datang lagi kepadamu,
bagai pasukan yang muncul begitu saja dari tanah,
dengan bendera dan panji-panji yang berkibaran megah.
Sebuah meja akan diturunkan dari langit ke dalam tenda puasamu,
meja makan Isa (*3). Berharaplah memperolehnya,
karena meja ini dipenuhi hidangan lain,
yang jauh, jauh lebih baik dari sekedar sup kaldu sayuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar